Minggu, 18 November 2012

oh kampusku..

nama saya adalah Indra Cahya. udah sekian lama saya nulis blog disini, dan baru ini kenalan :p
background saya adalah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi. saya kuliah di Universitas Brawijaya Malang. saya lumayan ngerti tentang teori-teori komunikasi, dan media. saya juga suka nonton TV, mengamati sepakbola, film dan musik.

Rabu, 27 Juni 2012

[random] cerita


ini adalah pagi di hari rabu yang normal, tidak ada sesuatu terjadi. akan tetapi hari rabu ini akan menjadi hari rabu dengan postingan blog paling random, karena aku akan memposting kumpulan tweetku pada hari senin malam yang membentuk sebuah cerita. posting ini muncul dengan motivasi "daripada blog ini kosong ya kan??"

Jumat, 27 April 2012

apakah

yakinlah kita ini hidup di dua dimensi dunia, dunia nyata dan dunia maya. apakah betul? 
hidup di dunia nyata adalah masalah aktivitas rutin dan sebuah ritual kehidupan. kita melakukan segala aktivitas dengan penuh semangat motivasi dan harapan. lalu mengeluhnya ke dunia maya :] 
dunia maya adalah tempat dimana kita bisa memakai topeng apapun, kita bebas memilih topeng kita untuk ditampilkan ke khalayak dunia maya tanpa ada ketakutan untuk dihujat seperti di kerasnya dunia nyata.

eh masa gitu sih?

Kamis, 02 Februari 2012

[random] seni melucu

stand up comedy adalah suatu bentuk seni yang tentu sangat intuitif, tetapi juga teoritis, alias bisa dipelajari. kok bisa?

poin pertama adalah bila kalian lucu di kehidupan sehari-hari belum tentu bisa lucu kalau stand up. bisa jadi lawakan bersifat in-group atau hanya sekelompok orang yang faham, gampangnya gak universal. intuisi bermain ketika bahan-bahan in-group diolah menjadi lebih universal -- melalui cara penyampaian, gestur dan gimik tertentu. nilai plus jika punya mental baja hitam dan public speaking yang aduhai. yang penting berani ngetes materinya, pasti akan lucu.

poin kedua adalah bila kalian punya keinginan besar untuk jadi seorang stand up comedian, hal tersebut sangat-sangat ditunjang dengan adanya teori yang bisa dipakai. menurut ahlinya, jika kita nurut sama pattern-pattern tertentu dalam teori stand up, kita pasti bakal lucu juga kok. meskipun awalnya kriuk alias garing, itu kan cuma masalah jam terbang. lama-lama pasti lebih tahu mana joke-joke yang ampuh dan mana yang mlempem. melalui berbagai proses yang melelahkan kita akan terbiasa dan lebih peka terhadap hal-hal berhubungan dengan stand up seperti delivery materi, public speaking, act out, susunan materi dll.

oiya kenapa aku bilang proses yang melelahkan?
karena ketika kita membangun sebuah keinginan itu banyak halangannya. paling utama adalah mental kita yang selalu diuji. seakan-akan garing itu adalah sebuah hantu, kita selalu takut untuk tidak lucu. setelah kita membangun mental untuk berani tidak lucu, mental kita diplonco lagi dengan kritikan atau bahkan ejekan yang seakan-akan melabeli diri kita "garing" (lha ancen garing terus yokpo?). kita merasa demotivated yang punya dua dampak yakni kita semakin termotivasi untuk lebih baik atau kita semakin terperosok jatuh dalam keminderan sambil showeran. hihihi -- heckling pun dilancarkan oleh oknum-oknum audience yang belum bisa mengapresiasi kehadiran makhluk-makhluk yang berusaha mempersuasi orang-orang cerdas untuk tertawa. bedanya dengan sebuah kritik, hal ini sangat menjatuhkan meskipun harus benar-benar dimaklumi karena kultur stand up masih dalam rangka pembangunan pondasi alias belum terbentuk. lelah.. huft.

mungkin hal yang perlu digaris bawahi, dicetak miring dan dicetak tebal disini adalah: jangan takut tidak lucu. setidaknya kita (comic) adalah orang yg punya kemauan lebih untuk menghibur dan mengekspresikan diri dan itu hal yang tidak dimiliki banyak orang. audience juga harus punya pemikiran "apresiasi itu ga bisa dinilai dengan duit". analoginya seperti ini : "lha lek mek mbayar sewu gae parkir yo paling nggak hargailah comic sing wes maju rek.. mosok yo diilokno. toh lek koen dibayar sak juta gae maju stand up yo kon durung mesthi iso nggawe wong-wong ngguyu"

sekian kerandoman posting saya kali ini.
#lalushoweran

Minggu, 01 Januari 2012

[random] sensi

aku sedikit ngerasa materi stand up nya pandji itu agak kurang gimana gitu sob. salah satu materinya pandji kurang lebih berbunyi begini "masyarakat Indonesia harus belajar menangkap apa yang dimaksud bukan apa yang diucap, masyarakat Indonesia harus belajar tidak sensi".

oke. objek pandji disini adalah seorang komunikan, yakni pihak yang menerima pesan. pendapat saya seperti ini: selain apa yang dimaksud, cara pengucapan itu penting. bukan untuk tidak dihiraukan, tetapi hal tsb kan juga demi efektifnya komunikasi. mungkin bukan kita (komunikan) yang harus lebih "menangkap apa yg dimaksud bukan yg diucap", tapi pihak yang berbicara (komunikator) harus lebih memperhatikan ucapannya, agar pesan yg dimaksudkan tersampaikan dengan efektif. yang penting kan efektifnya komunikasi kan sob, bukan pesan tersampaikan tapi tidak efektif sehingga punya dampak negatif. hal ini harus diperhatikan oleh siapapun komunikator. cara berbicara, termasuk intonasi dan pemilihan kata kan juga mencerminkan tingkat kedewasaan, atau tingkat tingginya pendidikan juga kan sob? okelah kita harus mengerti latar belakang lawan bicara kita dengan tidak sensi, tapi cara berbicara pihak lawan bicara juga harus diperhatikan dengan tidak ngomong seenaknya juga kan? hal tsb udah jauh dari tujuan berkomunikasi sob, karena hasilnya bisa jadi ngedumel sendiri karena marah atau malah gontok-gontokan. karena sensinya itu udah jadi kultur masyarakat kita, mending cara berkomunikasinya yang diubah.