Kamis, 02 Februari 2012

[random] seni melucu

stand up comedy adalah suatu bentuk seni yang tentu sangat intuitif, tetapi juga teoritis, alias bisa dipelajari. kok bisa?

poin pertama adalah bila kalian lucu di kehidupan sehari-hari belum tentu bisa lucu kalau stand up. bisa jadi lawakan bersifat in-group atau hanya sekelompok orang yang faham, gampangnya gak universal. intuisi bermain ketika bahan-bahan in-group diolah menjadi lebih universal -- melalui cara penyampaian, gestur dan gimik tertentu. nilai plus jika punya mental baja hitam dan public speaking yang aduhai. yang penting berani ngetes materinya, pasti akan lucu.

poin kedua adalah bila kalian punya keinginan besar untuk jadi seorang stand up comedian, hal tersebut sangat-sangat ditunjang dengan adanya teori yang bisa dipakai. menurut ahlinya, jika kita nurut sama pattern-pattern tertentu dalam teori stand up, kita pasti bakal lucu juga kok. meskipun awalnya kriuk alias garing, itu kan cuma masalah jam terbang. lama-lama pasti lebih tahu mana joke-joke yang ampuh dan mana yang mlempem. melalui berbagai proses yang melelahkan kita akan terbiasa dan lebih peka terhadap hal-hal berhubungan dengan stand up seperti delivery materi, public speaking, act out, susunan materi dll.

oiya kenapa aku bilang proses yang melelahkan?
karena ketika kita membangun sebuah keinginan itu banyak halangannya. paling utama adalah mental kita yang selalu diuji. seakan-akan garing itu adalah sebuah hantu, kita selalu takut untuk tidak lucu. setelah kita membangun mental untuk berani tidak lucu, mental kita diplonco lagi dengan kritikan atau bahkan ejekan yang seakan-akan melabeli diri kita "garing" (lha ancen garing terus yokpo?). kita merasa demotivated yang punya dua dampak yakni kita semakin termotivasi untuk lebih baik atau kita semakin terperosok jatuh dalam keminderan sambil showeran. hihihi -- heckling pun dilancarkan oleh oknum-oknum audience yang belum bisa mengapresiasi kehadiran makhluk-makhluk yang berusaha mempersuasi orang-orang cerdas untuk tertawa. bedanya dengan sebuah kritik, hal ini sangat menjatuhkan meskipun harus benar-benar dimaklumi karena kultur stand up masih dalam rangka pembangunan pondasi alias belum terbentuk. lelah.. huft.

mungkin hal yang perlu digaris bawahi, dicetak miring dan dicetak tebal disini adalah: jangan takut tidak lucu. setidaknya kita (comic) adalah orang yg punya kemauan lebih untuk menghibur dan mengekspresikan diri dan itu hal yang tidak dimiliki banyak orang. audience juga harus punya pemikiran "apresiasi itu ga bisa dinilai dengan duit". analoginya seperti ini : "lha lek mek mbayar sewu gae parkir yo paling nggak hargailah comic sing wes maju rek.. mosok yo diilokno. toh lek koen dibayar sak juta gae maju stand up yo kon durung mesthi iso nggawe wong-wong ngguyu"

sekian kerandoman posting saya kali ini.
#lalushoweran