Selasa, 27 September 2011

[random] jangan baca judulnya

katanya kedewasaan ga bisa dinilai dari umur. tapi umur lebih tua kok banyak yang jadi sok dewasa? masa gara-gara umur tua aja semua orang harus dimudakan. dalam konteks apapun. semakin modern, semakin budaya kita termakan budaya barat dan modernisasi, dalam hal apapun kita bakalan makin ga kenal yang namanya umur. ga harus lebih tua yang lebih tau segalanya. aku mewakili kaum muda kaum yang pengen lebih bersuara tanpa pembatas.

mungkin ada kepuasan tersendiri dalam komunikasi kelompok kecil, jika salah satu ada yang  lebih mendominasi dalam berkomunikasi. tapi yang ga dominan itu pasti jadi minder. ada sih teorinya tentang kalo ada yang superior pasti ada yang inferior, dan di  dunia kerja kalo kita merasa harus mendomninasi dalam sebuah komunikasi kita pasti dibuang.

kebiasaan kaya gini harus ditinggakan. kenapa aku harus hidup di jaman yang segalanya masih dalam masa transisi, semua masih setengah-setengah. demokrasi, pembenahan sistem apapun, dan terutama mindset dan mental kita masih setengah-setengah. yaah masih mengusung budaya timur lah, tapi mereka yang mau meninggalkan budaya timur dan menyongsong modernisasi mental malah kebablasan. termasuk soal yang lebih tua harus yang "lebih". di lingkungan universitas masih ada junior senior, yang mungkin latar belakang tsb bisa terbawa ke ranah apapun. bersyukur saya berada di lingkungan yang fleksibel, meskipun praktek macam itu juga masih banyak.

kita hidup masih dalam budaya yang ga menghargai freedom speech. mungkin sebagian besar pekerjaan memang masih mengutamakan bungkus dari pada substansi, dan memang ada yang ga bisa ditinggalin. kita ga bisa nolak hal yang udah jadi sebuah "budaya" tersebut dengan idealisme macam "anti pencitraan" dsb, kita hanya lebih baik berpikiran fleksibel, daripada punya pemikiran saklek kolot dan konservatif tetang "melihat bungkus".

kalo bisa menunjuk satu tempat yang lumayan merepresentasikan kehidupan dengan "mental" yang modern di Indonesia, saya rasa baru di ibukota kita dimana kita lebih bisa dilihat sebagai manusia yang punya "hak".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar