kebetulan aku dirumah pakai jasa TV kabel. beberapa hari terakhir ada yang beda dari channelnya, karena SunTV berubah nama jadi Sindo TV. Sun Tv bukan tv yang airing secara nasional. kalo ga salah hanya bisa di akses di area jabodetabek aja. stasiun tv ini lumayan dikenal dengan artis talkshownya tante Chantal Concetta. yang aku lihat disini, nama Sun TV berubah jadi Sindo TV yang merupakan nama harian/koran dibawah naungan MNC. belakangan kita tau ada Kompas TV yang merupakan pelebaran sayap dari sebuah surat kabar. rupanya Sindo juga ga mau kalah dengan bikin stasiun TV. padahal sebelumnya sindo atau Seputar Indonesia adalah sebuah news program yang tayang tiap hari di RCTI.
dengan adanya Sindo Tv itu bisa dilihat dampak dari konvergensi media, yang menuntut satu media punya fungsi lebih dari satu fungsinya yang utama. lebih mudahnya, awalnya cuma koran sekarang udah punya website online bahkan stasiun tv sendiri. positif karena akan lebih fokus ke kebutuhan konsumen media.
aku pernah sesekali denger sebuah quote yang bunyinya "jika kau ingin menguasai suatu negara, maka kuasailah medianya" merujuk pada hal tsb, kita akan ingat satu nama yakni Harry Tanu sebagai pemilik MNC group yang bisa dilihat sebagai penguasa media di Indonesia, termasuk Sindo TV tadi. berbeda dengan Surya Paloh maupun Ical Bakri yang punya sebuah "kepentingan" dibalik gaya penyampaian berita di MetroTV maupun tvOne, Harry Tanu mungkin ingin "menguasai" seluruh segmentasi masyarakat melalui berbagai macam media yang dimilikinya. IMO 90% media di Indonesia Harry Tanu yang punya. dia menjaring hampir seluruh konsumen dan customer media yang ada di negara kita. dengan kata lain, dia menggunakan media sebagai ladang "profit". dari televisi, surat kabar, tabloid remaja anak ibu-ibu, radio anak muda sampai website online dibawahi oleh MNC. bahkan stasiun televisi satelit berlangganan ternama di Indonesia: Indovision, juga dibawahi MNC.
dengan bermodalkan punya banyak media, menguasai publik itu mudah. tinggal lihat apa tujuannya. jika profit, tinggal buat apa yang disukai publik, dan uang akan masuk melalui customer media kita. bisa dibayangkan banyaknya duit yang masuk ke kantong mas Harry, karena terbukti medianya banyak disukai.
fenomena ini cuma aku lihat dari layer luar aja. semoga konvergensi media ini ga semata-mata hanya memperhitungkan untung, tapi juga moral bangsa yang harus dibenahi lewat tontonan. jangan publik yang harus jadi korban karena tontonan yang ga mendidik, tapi menguntungkan pemilik media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar